Nih dia bagian terakhir dari cerita ini...
Sang maut kemudian datang. Setelah berjalan 8 km meninggalkan Sudimara, di km 17, Slamet mengharapkan KA 220 berhenti, namun tiba-tiba ia kaget melihat lokomotif BB 306 16 yang menarik KA 220 ketika jarak antar keduanya tinggal 30 meter. Jalan di situ menikung membentuk huruf S. Penumpang di kedua loko kaget & sontak berteriak sambil berlompatan keluar, bahkan yang di atap pun ikut melompat, "Kereta!! Kereta!! Kereta di depan!!!" KA 225 yang saat itu bergerak dengan kecepatan 45 km/h di trek lurus tak mampu mengerem & memberitahu KA 220 dengan kecepatan 25 km/h yang baru saja melewati tikungan.
Dalam jarak sedekat itu upaya mengerem dari Slamet akhirnya sia-sia. Menurut teori, dengan kecepatan 50 km/jam kereta api itu baru bisa dihentikan setelah 400 meter.
Jarak pun semakin dekat. Waktu menunjukkan jam 07:10. Amung dan Mujiono berhasil selamat dengan berjongkok di lantai loko. Namun Slamet dan Soleh tak sempat bereaksi, dan sesaat kemudian...
DHHHUAAAAAARRRRRR!!!!!
Suara benturan mengagetkan warga sekitar, dan membuat mereka berduyun2 melihat ke arah asal suara itu. Gerbong pertama dari kedua rangkaian 'menelan' kedua loko. Kepingan-kepingan gerbong yang hancur berserakan di lokasi. 100 orang tewas tergencet gerbong. Yang bikin bulu kuduk bergidik, kebanyakan korban ditemukan dalam keadaan terpisah-pisah anggota tubuhnya. Bahkan temanku (railfans juga) melihat potongan kaki dan tangan menyembul dari balik bangkai gerbong, serta potongan kepala berserakan di tanah (hiiii....)... Masinis dan ass.nya 225 luka parah, dan satu persatu korban tewas bergelimpangan di loko dan gerbong...
Dari sumber yang terpercaya, 200 orang lebih tewas, 300 lebih luka-luka. Kebanyakan korban tewas ditemukan dalam keadaan anggota tubuhnya terpencar-pencar... (hiiiyyy... tambah serem lagi nih)
Setelah kejadian itu, warga didera teror mistis yang membuat mereka dan keluarganya (bahkan ada yang bilang semua keluarganya) mengungsi hingga 1 bulan... kebanyakan mereka mengaku ditemui oleh potongan kepala, potongan tangan yang menggedor2 pintu atau merayap di rel, potongan kaki di sepanjang rel, manusia dengan anggota tubuh terpenggal atau hancur berdarah2 dll. Namun sekarang ini teror tsb tidak seseram dulu, hanya mengganggu orang yang kebetulan lewat di sana... dan wujud penampakkannya juga lain...
Sekian ceritaku tentang tragedi berdarah yang paling memilukan di Indonesia... semoga ini jadi bahan pelajaran untuk Anda semua.
Sang maut kemudian datang. Setelah berjalan 8 km meninggalkan Sudimara, di km 17, Slamet mengharapkan KA 220 berhenti, namun tiba-tiba ia kaget melihat lokomotif BB 306 16 yang menarik KA 220 ketika jarak antar keduanya tinggal 30 meter. Jalan di situ menikung membentuk huruf S. Penumpang di kedua loko kaget & sontak berteriak sambil berlompatan keluar, bahkan yang di atap pun ikut melompat, "Kereta!! Kereta!! Kereta di depan!!!" KA 225 yang saat itu bergerak dengan kecepatan 45 km/h di trek lurus tak mampu mengerem & memberitahu KA 220 dengan kecepatan 25 km/h yang baru saja melewati tikungan.
Dalam jarak sedekat itu upaya mengerem dari Slamet akhirnya sia-sia. Menurut teori, dengan kecepatan 50 km/jam kereta api itu baru bisa dihentikan setelah 400 meter.
Jarak pun semakin dekat. Waktu menunjukkan jam 07:10. Amung dan Mujiono berhasil selamat dengan berjongkok di lantai loko. Namun Slamet dan Soleh tak sempat bereaksi, dan sesaat kemudian...
DHHHUAAAAAARRRRRR!!!!!
Suara benturan mengagetkan warga sekitar, dan membuat mereka berduyun2 melihat ke arah asal suara itu. Gerbong pertama dari kedua rangkaian 'menelan' kedua loko. Kepingan-kepingan gerbong yang hancur berserakan di lokasi. 100 orang tewas tergencet gerbong. Yang bikin bulu kuduk bergidik, kebanyakan korban ditemukan dalam keadaan terpisah-pisah anggota tubuhnya. Bahkan temanku (railfans juga) melihat potongan kaki dan tangan menyembul dari balik bangkai gerbong, serta potongan kepala berserakan di tanah (hiiii....)... Masinis dan ass.nya 225 luka parah, dan satu persatu korban tewas bergelimpangan di loko dan gerbong...
Dari sumber yang terpercaya, 200 orang lebih tewas, 300 lebih luka-luka. Kebanyakan korban tewas ditemukan dalam keadaan anggota tubuhnya terpencar-pencar... (hiiiyyy... tambah serem lagi nih)
Setelah kejadian itu, warga didera teror mistis yang membuat mereka dan keluarganya (bahkan ada yang bilang semua keluarganya) mengungsi hingga 1 bulan... kebanyakan mereka mengaku ditemui oleh potongan kepala, potongan tangan yang menggedor2 pintu atau merayap di rel, potongan kaki di sepanjang rel, manusia dengan anggota tubuh terpenggal atau hancur berdarah2 dll. Namun sekarang ini teror tsb tidak seseram dulu, hanya mengganggu orang yang kebetulan lewat di sana... dan wujud penampakkannya juga lain...
Sekian ceritaku tentang tragedi berdarah yang paling memilukan di Indonesia... semoga ini jadi bahan pelajaran untuk Anda semua.
Salam railfans
BalasHapus